1.Adaptive Software Development (ASD)
Adaptive Software Development (ASD) diajukan oleh Jim
Highsmith sebagai teknik untuk membangun software dan sistem yang kompleks.
Filosofi yang mendasari Adaptive Software Development (ASD) adalah kolaborasi
manusia dan tim yang mengatur diri sendiri.
System kerja adaptive software development : Collaboration
dan Learning Adaptive cycle planning yaitu menggunakan informasi awal seperti
misi dari klien, batasan proyek dan kebutuhan dasar untuk definisikan rangkaian
software increment (produk software yang secara berkala diserahkan)
Collaboration : orang-orang yang bermotivasi tinggi bekerja sama: saling
melengkapi, rela membantu, kerja keras, trampil di bidangnya, dan komunikasikan
masalah untuk hasilkan penyelesaian yang efektif.
Learning:
tim pembangun sering merasa sudah tahu semua hal tentang proyek, padahal tidak
selamanya begitu. Karena itu proses ini membuat mereka belajar lebih tentang
proyek melalui 3 cara:
- Focus group: klien dan pengguna memberi masukan terhadap software
- Formal Technique Reviews: Tim ASD lengkap melakukan review
- Postmortems: Tim ASD lakukan instrospeksi pada kinerja dan proses
2.Dynamic Systems Development Method (DSDM)
Pada Dynamic System Development Method menyajikan kerangka
kerja (framework) untuk membangun dan memelihara sistem dalam waktu yang
terbatas melalui penggunaan prototyping yang incremental dalam lingkungan yang
terkondisikan. Metode ini akan membangun software dengan cepat: 80% dari proyek
diserahkan dalam 20% dari waktu total untuk menyerahkan proyek secara utuh.
Dynamic System Development Method dapat dikombinasikan
dengan Extreme Programmning menghasilkan kombinasi model proses yang mengikuti
Dynamic System Development Method dan praktek yang sejalan dengan Extreme
Programmning.
Dynamic System Development Method memiliki beberapa
aaktifitas seperti :
- Feasibility study : siapkan requirement, dan batasan, lalu uji apakah sesuai gunakan proses DSDM
- Business Study: susun kebutuhan fungsional dan informasi, tentukan arsitektur aplikasi dan identifikasi kebutuhan pemeliharaan untuk aplikasi
- Functional model iteration : hasilkan incremental prototype yang perlihatkan fungsi software ke klien untuk dapatkan kebutuhan lebih jelas dan konfirmasi
3.Scrum Methodology
Pertama kali diperkenalkan oleh Jeff Sutherland tahun awal
tahun 1990an, dan dikembangkan selanjutnya dilakukan oleh Schwaber dan Beedle.
Pada dasarnya Scrum merupakan salah satu komponen dari metodologi pengembangan
Agile mengenai pertemuan harian untuk membahas kemajuan dan XP adalah
menekankan metodologi yang berbeda sepasang ujian dulu pemrograman dan
pembangunan.
Scrum menguraikan proses untuk mengidentifikasi dan
katalogisasi pekerjaan yang perlu dilakukan, memprioritaskan yang bekerja
dengan berkomunikasi dengan pelanggan atau wakil pelanggan, dan pelaksanaan
yang bekerja menggunakan rilis iterative dan memiliki tujuan utama untuk
mendapatkan perkiraan berapa lama akan pembangunan. XP lebih lanjut tentang
pengembang membantu menyelesaikan pekerjaan secepat dan maintainably mungkin
Scrum memiliki prinsip yaitu:
- Ukuran tim yang kecil melancarkan komunikasi, mengurangi biaya, dan memberdayakan satu sama lain
- Proses dapat beradaptasi terhadap perubahan teknis dan bisnis
- Proses menghasilkan beberapa software increment
- Pembangunan dan orang yang membangun dibagi dalam tim yang kecil
- Dokumentasi dan pengujian terus menerus dilakukan setelah software dibangun
- Proses scrum mampu menyatakan bahwa produk selesai kapanpun diperlukan
Scrum memiliki aktifitas yang meliputi :
1. Backlog
Backlog adalah daftar kebutuhan yang jadi prioritas klien,
dan daftar yang dibuat dapat bertambah
2. Sprints
Aktifitas Sprints merupakanunit pekerjaan yang diperlukan
untuk memenuhi kebutuhan yang ditetapkan dalam backlog sesuai dengan waktu yang
ditetapkan dalam time-box (biasanya 30hari). Selama proses ini berlangsung
backlog tidak ada penambahan.
3. Scrum Meetings
Aktifitas Scrum Meeting merupakan pertemuan yang rutin
dilakukan perhari untuk evaluasi apa yang dikerjakan, hambatan yang ada, dan
target penyelesaian untuk bahan meeting selanjutnya.
4. Demo
Aktifitas Demo adalah penyerahan software increment ke klien
didemonstrasikan dan dievaluasi oleh klien.
4.Crystal
Crystal diperkenalkan oleh Cockburn dan Highsmith,
Development yang tidak pada jalur kritis, dapat menghabikan waktu lebih, mereka
yang memperbaiki produk atau membantu oaring yang ada di jalur proyek kritis.
Karakteristik Crystal :
- Secara aktual sebuah model proses keluarga yang memungkinkan manuver berdasar karakteristik permasalahan
- Menyarankan penggunaan workshop refleksi untuk review kebiasaan kerja tim
- Selalu murah dan cepat berkomunikasi secara langsung.
- Proyek berkembang sesuai ukuran team menjadi lebih atau luas dan metologi akan menjadi lebih tinggi.
5.Feature Driven Development (FDD)
Feature Driven Development merupakan model proses praktis
untuk keahlian proses software engineering, Feature merupakan sebuah
fungsi yang berharga dimana dapat
dilaksanakan.
Keuntungan dari metode feature :
- User dapat menggambarkan dengan mudah bentuk system.
- Dapat di organisasikan atau diatur ke dallamkelompok bisnis yang hirarki.
- Desain dank ode lebih mudah diperiksa secara efektif.
- Merancang proyek, penjadwalan dan jalur diarahkan oleh feature.
6.Agile Modeling (AM)
Dalam situasi pembangunan software harus membangun sistem
bisnis yang besar dan penting. Jangkauan dan kompleksitas sistem harus
dimodelkan sehingga dapat dimengerti, masalah dapat dibagi menjadi lebih kecil
dan kualitas dapat dijaga pada tiap langkah pembangunan
software. Agile Modeling adalah suatu metodologi yang
praktis untuk dokumentasi dan pemodelan system software. Agile Modeling adalah
kumpulan nilai-nilai, prinsip dan praktek-praktek untuk memodelkan software
agar dapat diaplikasian pada software development proyek secara efektif.
Prinsip dalam Agile Modeling :
- Membuat model dengan tujuan: tentukan tujuan sebelum membuat model
- Mengunakan multiple models: tiap model mewakili aspek yang berbeda dari model lain.
- Travel light: simpan model-model yang bersifat jangka panjang saja
- Isi lebih penting dari pada penampilan: modeling menyajikan informasi kepada audiens yang tepat.
- Memahami model dan alat yang yang digunakan untuk membuat software
- Adaptasi secara local
7.Lean Software Development (LSD)
Adalah
terjemahan dari lean manufacturing dan lean IT prinsip dan praktek untuk
pengembangan perangkat lunak domain
8.Agile Unifed Process (AUP)
Metodologi AUP atau Agile - Unified Process merupakan suatu metodologi pengembangan perangkat lunak yang mulai marak digunakan.
Garis besar tahapan analisa dan perancangan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Inception, dengan aktivitas mendefinisikan project scope, mengestimasi biaya dan penjadwalan, mendefinisikan resiko, membuat kelayakan proyek dan mempersiapkan lingkungan pengerjaan proyek (tim, tempat kerja, instalasi, dan sebagainya). Proses iterasi dilakukan satu kali. Artifak yang dihasilkan diantaranya adalah dokumen Vision, dokumen Supplementary Specification, dokumen Glossary, Gantt Chart dan Iteration Plan.
2. Elaboration, dengan aktivitas mengidentifikasi dan validasi arsitektur aplikasi. Proses iterasi dapat dilakukan satu sampai dua kali. Artifak yang dihasilkan adalah UML Use Case, Model Arsitektur (update dan snapshot), Architecture Prototype Code, Scenario Test Plan, dokumen Business Rule, dokumen Supplementary dan Glossary yang telah diupdate.
3. Construction, dengan aktivitas memodelkan, membangun dan menguji sistem aplikasi (unit testing) serta membuat dokumentasi pendukung. Proses iterasi dapat dilakukan dua hingga delapan kali. Artifak yang dihasilkan adalah Use Case (yang telah diupdate), dokumen Supplementary dan Glossary (yang telah diupdate), Domain Model (snapshot), UML Activity Diagram (snapshot), UML Class Diagram (snapshot), CRC Card, UML Sequence Diagram (snapshot), Source Code, Code Documentation, Regression Test Suite, Acceptance Test dan Bugs Report.
4. Transition, dengan aktivitas menguji sistem (integration sistem dan user testing), mereview kembali sistem aplikasi dan menginstalasi sistem aplikasi. Proses iterasi dapat dilakukan satu hingga dua kali. Artifak yang dihasilkan adalah Dokumen System Requirement Specification, Dokumen System Technical Specification, Panduan Instalasi dan Panduan Pengguna, Dokumen Pelatihan, Regression Test Suite, User Acceptance Test dan Bugs Report (yang sudah final).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar